Banner Premium

BERNAFASLAH IBU

        Malam itu terasa sangat gelap dan dingin yang luar biasa, hanya sebuah semprong kecil yang menerangi malam-malam Minarti. jauh dari keramaian ia mendiamin gubuk tua yang kumuh dan jauh dari kata layak tinggal akan tetapi ia tidak pernah mengeluh ataupun merasa sesal dengan keadaan nya yang seperti itu. hanya beralas kan tanah dan beratapkan rumbi rumbi yang sudah bolong. jika hujan mengguyur tidak jarang gubuk tua itu menjadi becek dan lengket akibat air yang masuk dari sela-sela atap tersebut namun apalah daya Murni hanyalah seorang janda tua yang menginjak umur 56 tahun. 

        dia tinggal sendiri karena anaknya nanjauh merantau. hanya mempunyai putra semata wayang  hasil dari pernikahannya. DIKA adalah panggilan putra tunggalnya tersebut, yang sudah 3 tahun pergi merantau kekota dan meninggalkan ibunya seorang diri di pedalaman kampung yang jauh dari perumahan penduduk. 

sudah hampir 15 tahun Alm.SUMARNO meninggal dunia, beliau adalah suami tercinta Murniati yang meninggal akibat penyakit komplikasi yang di deritanya selama belasan tahun. kerna keterbatasan biaya Murniati tidak sanggup membawa suaminya berobat kerumah sakit. karena biaya perobatan yang tidak sedikit dan hanya mampu merawat sendiri dengan penuh kasih sayang seorang istri walau dalam hati ingin sekali membawa suaminya pergi berobat ke kota namun angan ya tinggal angan, Murnati bingung. buat makan sehari-hari saja dia harus kerja keras menjadi kuli serabutan di perkampungan mulai dari bercocok tanam padi, berladang, membersihkan rumput, hingga memanen air nira pun dia lakukan hanya untuk bisa makan, hari demi hari hanya itu yang ia biasa lakukan gak perduli umurnya semakin bertambah dan dia pun tahu ini gak akan bisa selamanya.

      tepat jam tengah 2 malam Murniati terbangun dari tidurnya, sambil mengheluskan dada ia bertanya dalam hati " ada apa denganku "karena tidak biasanya dia seperti ini sontak ia pun bangkit dari tidurnya lalu berjalan ke dapur mengambil air putih sembari sambil tenangkan diri. dalam diamnya ia tetap bertanya tanya dalam hati apa yang terjadi sampai waktu yang membawanya kembali teridur.

dalam tidur ia bermimpi tentang anaknya yang sudah 3 tahun tidak ada kabar sama sekali, sampai suatu pagi ia buru-buru mencari seutas kertas kecil yang berisi alamat dimana dika tinggal dan bekerja sekarang, dan akhirnya ketemu dengan kertas kecil itu lalu ia bergegas mempersiapkan pakaian untuk pergi menemui anaknya tersebut walau saat itu kondisi kesehatan murniati sedikit kurang sehat dan iya bertekat ingin menemui anaknya sambil membawa alamat serta foto dika sewaktu kecil dulu. dengan jalan yang terbopoh-bopoh ia tetap mengayunkan langkah kakinya sambil membawa tentengan tas sandang yang berisi baju gantinya. sesekali Murniati berhenti sambil memijit halus kakinya di bawah pohon rindang di sepanjang perjalanan menuju ke perkampungan, dengan kondisi fisik yang lemah seharusnya ia perbanyak istrahat di rumah bukannya menempuh perjalan jauh ditambah tekstur tanah yg tidak rata dan curam membuat murniati harus ekstra berhati hati. tidak lama kemudian sampailah dia di perkampungan warga lalu ia tersenyum sambil mengilap keringat. kemudian ia singgah di sebuah warung untuk minum dan menunggu ojek hendak mengantarkannya ke terminal bus terdekat tapi tidak satu pun ojek menghampirinya.

bersambung...

0 Response to "BERNAFASLAH IBU"

Posting Komentar

wdcfawqafwef